Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi Di Hari Keempat, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun -->
Berita Fakta Dan Informasi Terkini Hari Ini

Seputar Berita Dan Informasi Terkini, Aktual Terpercaya Tersaji Secara Lugas. Menyajikan Informasi Aktual Dan Ulasan Menarik Untuk Semua

Cari Berita

Iklan

Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi Di Hari Keempat, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun

Orchid Media
Senin, 08 Februari WIB Last Updated 2021-02-08T06:15:20Z
Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi Di Hari Keempat, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun


Riau,Orchidmedianews.com - Santri-santri dan masyarakat dikejutkan dengan keluarnya semburan gas di Pondok Pesantren Al Ikhsan Boarding School Kampus 2 di Kelurahan Tuah Negeri, Tenayang Raya, Pekanbaru, Riau.


Peristiwa semburan gas bercampur pasir, batu, dan lumpur tersebut kali pertama terjadi pada Kamis (4/2/2021) lebih kurang pukul 14.00 WIB.


Hingga hari keempat, semburan gas masih ada pada lokasi itu. Bahkan, diameternya semakin melebar.


Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi Di Hari Keempat, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun

Munculnya semburan disinyalir berasal dari kegiatan pengeboran sumur di pesantren itu.

Lurah Tuah Negeri Syarifudin mengatakan, gas menyembur tiba-tiba waktu pengeboran sumur mencapai kedalaman 119 meter.


Pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), kata Syarifudin, langsung menuju ke lokasi buat mengecek.


Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi Di Hari Keempat, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun


"Menurut kajian dari DLHK, ini semburan gas. Semburan gas ini terjadi saat dilakukan pengeboran sumur bor," jelas dia.


Rusak bangunan pesantren, santri diungsikan


Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi Di Hari Keempat, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun


Lantaran semburan mengandung material pasir serta batu, bangunan pondok pesantren pun mengalami kerusakan berat.


Atap bangunan roboh karena tidak kuat menahan semburan batu dan lumpur setinggi 10 meter tersebut.


Semburan Gas di Pesantren Masih Terjadi Di Hari Keempat, Diameter Melebar dan Tinggi Semburan Menurun


Akibat insiden itu, sebanyak 34 santri diungsikan.


Mereka mengungsi ke bangunan Kampus 1 Pondok Pesantren yang terletak di Desa Kubang Jaya, Siak Hulu, Kampar.


Tetapi, tidak terdapat korban jiwa pada peristiwa itu.


Pada hari ketiga, atau Sabtu (6/2/2021), sumber semburan gas berbunyi menggelegar.

Sesekali terdengar dentuman kuat sampai terdengar dari jarak lebih kurang 300 meter dan membuat tanah di sekitar pesantren bergetar.


Menurut Darwin, Analis Program Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM, semburan gas berpotensi meledak.


"Yang pasti jam 12.49 WIB, hasil pengukuran Lower Explosive Limit (LEL) itu pada posisi 6 %. Artinya sangat berbahaya dan bisa memicu ledakan. Tapi, jikalau H2S atau kandungan racunnya nol," ujarnya


Adapun sampai hari ketiga, terpantau diameter sekitar 4 meter dengan tinggi semburan mencapai 10 meter.


Warga tidak boleh dekati lokasi


Karena potensi itu, masyarakat pun tidak diperkenankan mendekati lokasi semburan.


Kini kepolisian dan BPBD telah memasang garis pengaman sejauh 150 meter dari pusat lokasi semburan.


"Kita sudah tarik ke depan lagi garis batas aman. Karena kondisi saat ini sangat berbahaya dan berpotensi meledak. Ledakan bisa saja dipicu oleh sinyal handphone dan sumber api lainnya. Makanya, sekarang tidak boleh mendekat ke lokasi," kata Darwin.


Hari keempat, diameter bertambah


Pada hari keempat, Minggu (7/2/2021), semburan gas di pondok pesantren masih terjadi.

Bahkan berukuran diameternya semakin mengembang.


Diameter yang mulanya sebesar 4 meter sekarang bertambah menjadi 6 meter.


Tetapi, ketinggian semburan relatif berkurang.


"Diameter lubang memang bertambah besar menjadi 6 meter. Karena tekstur tanah yg di atas itu saat ada gas dan air yg bergejolak otomatis akan berpengaruh. Cuma, dari tinggi semburan gas sudah turun drastis," ungkap Kepala Dinas ESDM Riau Indra Agus Lukman.


Selain itu, lanjut dia, kondisi semburan gas saat ini tidak lagi berpotensi meledak lantaran Lower Explosive Limit (LEL) telah nol.


Begitu pula dengan H2S atau kandungan racun dalam gas yg dianggap sudah tidak ada.


Namun, Indra mengimbau rakyat tetap waspada.


"Kita tetap harus waspada. Pengukuran kita tadi siang nol. Tapi kadang ada, yang berarti masih ada pergerakan di bawah," kata Indra.


Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor : Dony Aprian, Aprilia Ika,Agus R)





Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Komentar

Tampilkan

Terkini

Olahraga

+